Selasa, 17 Februari 2015

Romantika Pengajar Ummi Kepada Istrinya Setelah Akad Nikah

~ Dik, saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan Saktah hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar.
~ Aku di matamu mungkin bagaikan Nun Mati diantara idgham Billaghunnah, terlihat, tapi dianggap tak ada.
~ Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar,
jelas dan terang.
~ Jika Mim Mati bertemu Ba disebut ikhfa Syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta.
~ Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba-tiba semua itu seperti Idgham Mutamaatsilain
melebur jadi satu.
~ Cintaku padamu seperti Mad Lazim. Paling panjang di antara yang lainnya.
~ Setelah kau terima cintaku, hatiku rasanya seperti Qalqalah Kubro. Terpantul-pantul dengan
keras.
~ Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab,
ditandai dengan dua hati yang menyatu.
~ Sayangku padamu seperti Mad Thobi'I dalam quran. Buanyaaakkk beneerrrrr.
~ Semoga dalam hubungan, kita ini kayak idgham Bilaghunnah ya,
cuma berdua, Lam dan Ro'.
~ Layaknya Waqaf Mu'annaqah, engkau hanya boleh berhenti di salah satunya, dia atau aku ?
~ Meski perhatianku ga terlihat kaya Alif Lam Syamsiah, cintaku padamu seperti Alif Lam
Qomariah, terbaca jelas.
~ Dik, kau dan aku seperti Idghom Mutajanisain. perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi
berlainan sifatnya.
~ Aku harap cinta kita seperti Waqaf Lazim, terhenti sempurna di akhir hayat.
~ Sama halnya dengan Mad 'Aridh dimana tiap mad bertemu Lin Sukun Aridh akan berhenti,
seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.
~ Layaknya huruf Tafkhim, namamu pun bercetak tebal di fikiranku.
~ Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro' saja, begitu juga aku yang hanya untukmu.
~ Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti Mad Aridlisukun.
~ Dik.....Bila ku ingat suara manjamu laksana TASHIL yang selalu terngiang2 ditelingaku
~ Namun Dik jika aku melakukan kesalahan janganlah kamu tampakkan bibir mungilmu seperti ISYMAM.

Smoga bermanfaat utk memahami ilmu Tajwid... �({})

Siti Djuairiah
Surabaya, 17 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar